Masjid Tua Taqwa, Pilarnya dari Batang Cabai



Sidenreng, Wartakotalive.com
Masyarakat Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan, sudah tidak meragukan lagi bahwa masjid tua di Dusun Jerrae, Desa Allakuang, Kecamatan Maritanggae, Kabupaten Sidrap, berusia 450 tahun. Bahkan masjid bernama Masjid Tua Taqwa diyakini sebagai masjid tertua di kawasan itu.
Kepercayaan lain yang diyakini warga setempat adalah pilar-pilar Masjid Tua Taqwa ini terbuat dari batang tanaman cabai. Demikian diberitakan Kompas.com.

Ditemui di Masjid Tua Taqwa, sekretaris panitia pembangunan masjid, Paddi, mengatakan bahwa masjid tua ini di bangun sekitar tahun 1607 oleh Syech Bojo, Lapatiroi, dan La Pagala alias Nene Mallomo, dengan menggunakan kayu dari tanaman cabai sebagai pilar utama dari masjid tua ini.
"Konon empat kayu pohon cabai ini diambil dari Gunung Nepo (Kecamatan Panca Lautan), dan diangkat sekaligus oleh salah seorang di antara mereka," kata Paddi, Senin (6/8).
Imam Masjid Tua Taqwa H Bantong (85) mengatakan, dari cerita turun-temurun, pilar utama dari masjid tua ini terbuat dari batang tanaman cabai, dan hingga saat ini masjid andalan Bumi Nene Mallomo ini belum pernah direnovasi, khususnya pada bagian pilar itu.
"Kecuali atapnya. Dulunya atap pada masjid ini terbuat dari ijuk dan sekitar tahun 2000 lalu diganti dengan atap seng," ujar Bantong.
Sedangkan untuk lantai dan dinding masjid ini, kata Bantong, renovasi dimulai sejak tahun 2009,dengan bantuan dana dari Pemerintah Provinsi untuk pemasangan lantai dari keramik, dan sebagian dari kas masjid.
Turun-temurun
Bantong menjelaskan lebih lanjut, saat baru selesai dibangun, yang mengimami masjid ini adalah Syech Bojo sekaligus yang menyebarkan agama Islam di kalangan penduduk saat itu. Setelah Syech Bojo wafat tempat digantikkan oleh Addatuang Panguriseng dan keturunannya hingga sampai saat ini.
"Untuk menjadi imam di masjid tua ini harus turun-temurun," ujar Batong, yang menjadi imam di masjid ini sejak tahun 1960-an.
Menurut Paddi, masjid ini pernah menjadi pusat pendidikan Islam yang menelorkan sejumlah tokoh agama terkemuka, seperti KH Abdu Pabbaja dan KH Yunus Maratang.
Kata Paddi, dulunya masjid ini sempat tidak digunakan sebagai lokasi salat Jumat selama 30 tahun lebih, tanpa ada alasan yang jelas. "Sejak tahun 1979 hingga tahun 2009, masjid ini tidak pernah digunakan jamaah untuk salat Jumat, dan hanya untuk salat fardu saja," kata Paddi.
Namun berkat kegigihan Bahri, salah seorang tokoh masyarakat Jerrae, masjid ini kembali dipakai sebagai tempat salat Jumat, dan dibuka langsung oleh Kepala Kejaksaan dan Bupati Sidrap pada tahun 2009.
"Sekarang sudah ditempati salat Jumat bahkan digunakan saat Lebaran," tuturnya.
Itu pun, kata Paddi, setelah masyarakat membubuhkan tanda tangan di secarik kertas sebagai tanda persetujuan menempati masjid ini untuk salat Jumat.

wisata, wisata religi

Blogger Tricks

.
 

© 2011 AGEN BISNIS PULSA MURAH - Designed by Perdana | Mukund | Privacy Policy | Sitemap

About Us | Contact Us