Kudus Kenal Situs Patiayam Lewat Tarian


Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus mengenalkan situs purba Patiayam melalui tarian kontemporer dengan menggandeng Sanggar Greget Semarang sebagai pengolah koreografinya.
"Tarian ini kami namakan Tari Patiayam Purba," kata Kepala Disbudpar Kudus Hadi Sucipto melalui Kepala Seksi Pemasaran Wisata Mutrikah, di sela pergelaran Parade Seni dan Budaya Jawa Tengah 2012, di Semarang, Sabtu 915/7/2012) malam.
Situs Patiayam terletak di Desa Terban, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus yang menyimpan fosil purba dengan usia antara 700 ribu-1,5 juta tahun lalu. Sampai saat ini, setidaknya sudah 1.100 fosil berhasil ditemukan.
Menurut Mutrikah, penciptaan tarian yang berlatar belakang situs Patiayam itu dimaksudkan untuk mengenalkan kepada seluruh kalangan masyarakat secara tidak langsung tentang situs purba yang terdapat di Kudus.
"Masyarakat perlu tahu dan paham apa Situs Patiayam, apa yang ada di sana, dan sebagainya. Gerak-gerak tarian Patiayam Purba ini menggambarkan aspek-aspek kehidupan di Patiayam pada zaman purba," katanya.
Untuk koreografi, kata dia, tim kreatif Disbudpar Kudus menggandeng Sanggar Greget Semarang untuk menciptakan gerak tari yang disesuaikan dengan kehidupan masyarakat di kawasan Patiayam pada zaman purba.
Meski konsep tarian itu baru rampung sekitar 50 persen, Mutrikah mengaku berani menampilkannya pada Parade Seni dan Budaya Jateng yang menjadi ajang perdana untuk menunjukkan kesungguhan perhatian atas Situs Patiayam.
Sementara itu, koreografer Sanggar Greget Semarang Yashinta Novia Maharani mengatakan gerak-gerak tari yang diciptakan memang disesuaikan dengan latar belakang Situs Patiayam dan cenderung lebih dekat ke alam.
Ia mencontohkan senjata kapak batu dan tombak batu zaman purba yang menjadi aksesoris penari sekaligus pelengkap gerak tarian, sebab senjata-senjata semacam itu kerap digunakan oleh manusia purba di Patiayam.
Selain kehidupan Patiayam, kata dia, konsep gerak tarian itu juga diserasikan dengan potensi lokal yang dimiliki Kudus yang terkenal dengan jenang dan rokok, yakni gerakan meremas jenang dan melinting rokok.
"Persiapan untuk tampil di ajang ini dilakukan sekitar tiga bulan. Jumlah penari yang tampil sebanyak 60 orang dan 15 pengiring gamelan. Tarian ini memang baru sehingga perlu kami kenalkan pada masyarakat," kata Yashinta.
Tarian Patiayam diawali dengan gerakan mengangkat tangan ke atas dengan teriakan puluhan penari yang mengenakan kostum etnik rimba berwarna oranye dan merah, dipadu rok bermotif loreng dan topi dari bulu.
Tidak ketinggalan, ornamen-ornamen khas zaman purba pun turut dibawa, seperti replika fosil kepala gajah purba, banteng purba, serta tanduk gajah. Sementara senjata zaman purba hanya dibawa oleh penari laki-laki.

wisata

Blogger Tricks

.
 

© 2011 AGEN BISNIS PULSA MURAH - Designed by Perdana | Mukund | Privacy Policy | Sitemap

About Us | Contact Us